Postingan

Akhirnya, Wisuda....

Gambar
Rabu, 20 November 2019, saya resmi menanggalkan status sebagai mahasiswa UGM. Alhamdulillah, jika dihitung per tanggal yudisium, maka saya menyelesaikan S1 selama 4 tahun 1 bulan. Durasi yang tidak cepat dan tidak juga lambat. Sudah banyak teman-teman saya yang lulus lebih dahulu, pun juga masih ada teman-teman saya yang tengah berjuang. Rasanya baru kemarin diri ini menjadi maba (mahasiswa baru). mengikuti PPSMB a.k.a orientasi kampus ala UGM. Tiba-tiba saja waktu telah memaksa untuk KKN, ngambil matkul sempro (seminar proposal), dan berujung pada kesibukan menggarap skripsi. Alhamdulillah, Allah mentakdirkan saya paripurna S1 pada bulan November 2019. Menjadi salah satu dari 1.912 mahasiswa yang diwisuda oleh Bapak Rektor. Banyak waktu yang telah terlewati. Ada suka dan duka di dalamnya. Ada banyak cerita juga yang tercipta. Bahkan ada kenangan yang rasanya sulit dilupa. Selalu menggoda diri ini untuk nostalgia karena ternyata mengingat-ingat beberapa peristiwa mampu mem...

Menulis Kreatif Ala Agus Mulyadi dan Kalis Mardiasih

Gambar
Sabtu, 5 Oktober, kemarin saya berkesempatan mengikut kelas menulis spesial yang diadakan oleh Mojok Institue. Kelas tersebut diisi oleh duet pasangan penulis Agus Mulyadi dan Kalis Mardiasih. Untuk dapat mengikuti kelas tersebut saya harus merogoh kocek sebesar 400 ribu rupiah sebagai investasi   infaq. Angka tersebut cukup besar untuk anak kos macam saya. Akan tetapi, saya terngiang-ngiang nasihat orang tua, investasi terbesar ya ilmu pengetahuan dan pengalaman. Beberapa minggu sebelumnya Mojok Institue juga mengadakan kelas serupa dengan pembicara mas Iqbal Aji Daryono. Sayang ketika itu maharnya sedikit lebih mahal dan saat itu saya belum ada duit. Mau minta ke orang tua kok rasanya berat. Apalagi orang tua juga sedang butuh duit untuk keperluan lain saat itu. Mau minjam ke bank kok ya saya takut ngga bisa bayar. Mau ngepet juga belum belajar ilmunya. Maka ketika kelas menulis dibuka lagi dan saya sedang ada duit (bukan minta ke orang tua), tanpa berpikir panjang s...

Tak Perlu Iri Pada Mereka yang Sudah Menikah, Ini Hanya Perkara Momentum

Gambar
Beberapa waktu lalu WAG teman-teman pondok saya mendadak ramai. Satu lagi kawan kami kini resmi jadi suami. Ia mempersunting wanita yang telah ia pacari sejak masih nyantri. Itu artinya mereka telah pacaran lebih dari 5 tahun. Istrinya kebetulan adik tingkat kami semasa di pondok. Saat mudik ke Lombok beberapa bulan lalu saya sempat bersua dengan dua sejoli itu. Mereka tetap lengket seperti ABG yang baru jadian. Semalam lagi-lagi grup itu ramai. Satu lagi kawan kami baru saja “mencuri” anak gadis orang untuk ia nikahi. Ya, di Lombok memang ada tradisi kawin lari. Sebuah tradisi yang diawali dengan mempelai cowok “mencuri” gadis yang hendak ia nikahi. Menurut para tetua adat suku Sasak, tradisi ini ada sebagai simbol keberanian seorang laki-laki dan betapa berharganya seorang wanita. Mencuri hanya bisa dilakukan oleh orang yang punya keberanian (dan terkadang kenekatan). Pasalnya ia tahu resiko besar yang menanti jikalau aksinya ketahuan. Pun juga sesuatu yang dicuri tentu adal...