Menulis Kreatif Ala Agus Mulyadi dan Kalis Mardiasih


Sabtu, 5 Oktober, kemarin saya berkesempatan mengikut kelas menulis spesial yang diadakan oleh Mojok Institue. Kelas tersebut diisi oleh duet pasangan penulis Agus Mulyadi dan Kalis Mardiasih. Untuk dapat mengikuti kelas tersebut saya harus merogoh kocek sebesar 400 ribu rupiah sebagai investasi  infaq. Angka tersebut cukup besar untuk anak kos macam saya. Akan tetapi, saya terngiang-ngiang nasihat orang tua, investasi terbesar ya ilmu pengetahuan dan pengalaman.



Beberapa minggu sebelumnya Mojok Institue juga mengadakan kelas serupa dengan pembicara mas Iqbal Aji Daryono. Sayang ketika itu maharnya sedikit lebih mahal dan saat itu saya belum ada duit. Mau minta ke orang tua kok rasanya berat. Apalagi orang tua juga sedang butuh duit untuk keperluan lain saat itu. Mau minjam ke bank kok ya saya takut ngga bisa bayar. Mau ngepet juga belum belajar ilmunya. Maka ketika kelas menulis dibuka lagi dan saya sedang ada duit (bukan minta ke orang tua), tanpa berpikir panjang saya langsung mendaftarkan diri.




Menulis Kreatif Ala Agus Mulyadi


Saya pertama kali mengetahui nama Agus Mulyadi dari laman mojok.co. Ia adalah salah satu redaktur yang sangat saya kagumi tulisannya. Biasanya kita akan kagum pada sesuatu yang tidak kita miliki. Saya pun demikian, kagum pada kemampuan Mas Agus yang tidak atau belum saya miliki. Sebagai mantan penjaga warnet, Mas Agus memiliki sudut pandang yang unik dibanding penulis-penulis lainnya. Konten tulisannya memang receh, akan tetapi pembaca menyukai hal tersebut. Saya pribadi sering tertawa dan manggut-manggut kala membaca tulisan beliau sembari bergumam “oh iya ya, kok saya tidak kepikiran”.

Nah, bagaimana tips dan rahasia menulis kreatif ala Agus Mulyadi? Berhubung saya mengikuti kelasnya tidak gratis maka tidak mungkin saya akan membagikannya gratis kepada Anda! Wkwkwk. Eh, tapi saya tidak setega itu, kok. Saya bagikan satu saja ya; menulis itu soal jam terbang! Kemampuan menulis berbanding lurus dengan kebiasaan menulis. Maka kalau mau bisa menuis ya ngga usah ikut kelas menulis, langsung saja menulis dan perbanyak jam terbang. Sudah, cukup satu saja ya, saya khawatir keceplosan semuanya nanti.


Menulis Naratif Ala Kalis Mardiasih
Sama seperti proses mengetahui siapa Mas Agus Mulyadi, saya mengetahui Mbak Kalis ya dari mojok.co juga. Lambat laun saya tak sengaja menemukan tulisan beliau di detik.com. Beliau konsen menulis tentang perempuan, keseteraan gender, dan islam. Beliau sempat viral lantaran membantah argumen-argumen Felix Siaw. Alhasil, saat itu beliau diserang oleh bala fans Felix Siaw di dunia maya.



Kalau Mas Agus memiliki keahlian dalam membuat pembacanya tertawa, Mbak Kalis justru sebaliknya. Spesialis membuat pembaca tergugah emosinya. Di sela-sela menyampaikan materi, Mbak Kalis bercerita bahwa suatu ketika ia bersama Mas Agus pernah makan di sebuah angkringan. Mereka terlibat percakapan dengan ibu penjual angkringan. Setelah itu, Mas Agus dan Mbak Kalis ditugasi untuk menulis tentang apa yang mereka dapatkan dari si ibu penjual angkringan. Hasilnya? Tulisan Mas Agus menghibur dan tulisan Mbak Kalis bikin sedih.

Tentu saya juga tidak memiiki kemampuan seperti Mbak Kalis. Kini mereka berdua akan menikah. Saya tidak bisa membayangkan sepintar dan sejenius apa kelak anak mereka dalam menulis.


Nah, supaya adil, saya juga akan spoiler satu tips dari Mbak Kalis dalam menulis; berpikir kritis. Mengkritik beda dengan berpikir kritis. Orang yang mengkritik belum tentu berpikir kritis. Sebuah tulisan akan menjadi sangat menggigit apabila dikerjakan dengan proses berpikir kritis. Sudah, itu saja cukup. Saya menulis ini tujuannya untuk pamer, bukan untuk berbagi ilmu.

Ayo mulai menulis!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lebih Dekat dengan Alfina Nindiyani, Dara Cantik Pelantun Shalawat Merdu

Akhirnya, Wisuda....