REVIEW BUKU: CHOMSKY UNTUK PEMULA
Judul Asli : Chomsky For Beginner
Penulis : David Cogswell
Penerjemah : Ciptandi Wiryawan, dkk
Penerbit : Resist Book
Cetakan : cet-1 Agustus 2011
ISBN :
979372383-1
Harga :
Rp 47.000,-
Noam Chomsky adalah nama
yang nampaknya tidak sefamiliar ilmuwan lain saat ini. Namun ternyata ia adalah
ilmuwan termasyhur sepanjang masa urutan ke-8, persis di bawah Plato dan Freud.
Chomsky juga merupakan penulis masih hidup yang paling sering dikutip. Ia
adalah cendikiawan lintas disiplin ilmu, mulai dari linguistik, filsafat,
sejarah, politik, media/propaganda, hingga pendidikan.
![]() |
dokumentasi pribadi |
Namun bagi seorang pemula
seperti saya, membaca karya-karya Noam Chomsky tidak semudah mencerna
novel-novel Tere Liye yang populer itu. Maka kehadiran buku semacam ini sangat
membantu para pemula seperti saya untuk lebih mengenal siapa sih Noam Chomsky dan
seperti apa gagasan-gagasan akademisnya.
Chomsky dan Linguistik
Chomsky adalah seorang
profesor linguistik di Massachusetts Institute of Technology. Meski menguasai
linguistik namun ia juga sangat memahami matematika dan logika. Tak heran
gagasannya yang paling mutakhir dan populer terkait linguistik lahir dari
kombinasi sains dan linguistik itu sendiri.
Para ahli bahasa pada
umumnya mempelajari perbedaan dan kemiripan bahasa melalui pelafalan,
tatabahasa, kosakata, dan hubungan antar pemakai bahasa. Mereka menciptakan
kosakata untuk kajian bahasa yang dapat digunakan oleh orang-orang di bidang
lain yang berminat pada bahasa seperti ahli leksikografi, pembicara/jubir,
penerjemah, dan guru bahasa. Chomsky menginginkan linguistik menjadi suatu
“sains yang sebenarnya”
![]() |
dokumentasi pribadi |
Dalam karyanya, ia memakai metode ilmiah. Chomsky bercita-cita mengubah studi linguistik yang terkesan “begitu-begitu saja” ke tahap penelitian untuk menemukan prinsip-prinsip penjelas dan lebih dari itu, untuk menjadi kunci dalam memahami hakikat manusia.
Chomsky merasa bahwa ilmu
pengetahuan haruslah menjadi suatu usaha untuk menjelaskan mengapa semua
berjalan sebagaimana mestinya. Meskipun banyak pihak yang menolak pendapat
bahwa tingkah laku manusia dapat dijadikan subyek penelitian ilmiah, tapi dalam
rangka untuk memecahkan suatu masalah, Chomsky mencoba menemukan jawaban
terhadap pertanyaan yang dimulai dengan kata “mengapa” karena itulah
hakikat sains.
Linguistik Generatif
adalah gagasan Chomsky yang berasumsi bahwa kemampuan tatabahasa manusia adalah
bawaan lahir. Sekali lagi saya tegaskan: kemampuan tatabahasa, bukan kemampuan
berbahasa. Seorang anak kecil yang tidak pernah belajar sintaksis dan morfologi
bahasa Indonesia akan mengatakan “saya mau makan pisang” bukan mengatakan “saya
pisang mau makan”. Bagi Chomsky fenomena ini menjadi bukti bahwa manusia
memiliki daya kreatif yang sangat luar biasa.
Chomsky juga menolak
pandangan kaum Behaveriorisme yang mengatakan bahwa perilaku manusia, termasuk
perilaku berbahasanya, dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan). Bagi
Chomsky manusia terlahir dengan daya kreatif luar biasa yang memungkinkannya
untuk membentuk lingkungan, bukan dibentuk oleh lingkungan.
Chomsky, Media, dan
Politik
Sejatinya dalam buku ini
pandangan Chomsky terhadap media dan politik ditulis terpisah. Namun menurut
saya keduanya memiliki keterkaitan satu sama lain. Chomsky adalah ilmuwan yang
memandang segalanya apa adanya. Untuk membuat demokrasi menjadi ‘demokratis’,
media harus memenuhi dua fungsi; (1) melaporkan berita apa adanya dan tidak
memihak (2) membela kepentingan masyarakat. Bagi Chomsky sebagian besar media,
untuk tidak mengatakan semua, tidak memenuhi satu pun dari dua fungsi tersebut.
Media menjadi alat penyambung
lidah para orang kaya kepada masyarakat untuk melatih mereka menerima apa yang
orang kaya inginkan. Berita-berita yang disuguhkan, baik itu positif maupun
negatif, telah dirancang sedemikan rupa untuk kepentingan bisnis para
konglomerat. Bagaimana tidak? mereka lah yang memiliki saham besar di
perusahaan-perusahaan media.
Chomsky tidak membatasi
pandangannya di Amerika semata namun melingkupi seluruh dunia. Dan ini
berkaitan dengan pandangan politiknya terhadap kebijakan-kebijakan Amerika yang
tak lepas dari kepentingan ekonomi internasional negeri Paman Sam itu. Dengan
blak-blakan, Chomsky mengungkap konspirasi-konspirasi Amerika dalam menguasai
perekonomian dunia. Amerikalah yang menjadikan komunisme sebagai kambing hitam
dan musuh. Dan ketika Uni Soviet runtuh, Amerika harus mencari musuh baru untuk
menjaga konsistensi ekonomi internasionalnya. Musuh selanjutnya yang diciptakan
Amerika adalah isu fundamentalisme islam dan radikalisme yang berpusat di Timur
Tengah.
Tujuannya untuk menguasai
minyak yang ada di negara-negara Teluk. Amerika ingin memastikan kekayaan
minyak yang ada di negara-negara Teluk mengalir ke Amerika. Karena itu setiap
pemimpin negara yang tak mau patuh pada Amerika, atau tidak menguntungkan
bisnis internasional Amerika, akan dikudeta dengan berbagai cara.
Bahkan Chomsky juga
mengungkapkan campur tangan Amerika dalam percaturan politik Indonesia saat
Soekarno lengser dan digantikan Soeharto. Sangat naif untuk menafikan peran
Amerika di balik layar. Lagi-lagi isu komunisme yang digunakan untuk
melengserkan Soekarno dan memberi kekuasaan kepada Soeharto. Jika merujuk fakta
yang ada, menurut saya pendapat Chomsky ini sangat masuk akal. Pasalnya sejak
Soeharto menjadi presiden, Amerika mulai mengepakkan sayap bisnisnya di
Indonesia melalui berbagai korporasi, Freeport adalah yang paling besar dan terus
mengeruk kekayaan tanah Indonesia.
Kelebihan dan
kekurangan
Buku ini dirancang memang
benar-benar untuk pemula, sub-sub judul dibuat sedemikian simpel bagi pembaca
agar mudah memahami peta konsep dari pemikiran Chomsky. Ilustrasi yang ada
dalam buku ini juga mempermudah pembaca dalam memahami intisarinya, setidaknya
tidak membuat pembaca mengantuk. Namun akan lebih baik lagi jika di akhir buku
ada kesimpulan agar pembaca dapat mereview lagi pemikiran-pemikiran Chomsky
yang dijelaskan secara singkat dalam buku ini.
Komentar
Posting Komentar